> BERHAMBURAN
> ===========
>
> Pada suatu hari ada seorang pedagang
kaya yang ingin
> mengadakan hajatan untuk putranya.
Untuk keperluan
> itu ia datang ke seorang bandar ayam
dan memesan 100
> ekor ayam.
>
> Pedagang kaya: "Saya ingin memesan
100 ekor ayam
> untuk besok, ini
> alamat saya (seraya memberikan
kartu
> namanya)."
>
> Bandar ayam : "Baik tuan, akan saya suruh anak buah
> saya untuk
> mengantarkan ke rumah
tuan."
>
> Sepulangnya si pedagang kaya, bandar
ayam tersebut
> langsung memanggil seorang anak buahnya
yang bernama
> Joni dan memberikan instruksi ....
>
> Bandar ayam : "Joni, tolong
antarkan 100 ekor ayam
> besok ke alamat
> ini." [sambil memberikan kartu nama
> si pedagang kaya]
>
> Joni : "Nganterin ayam-ayam? Beres
Tuan!"
>
> Besoknya dengan mengendarai sepeda
motor si Joni
> pergi mengantarkan 100 ekor ayam
tersebut. 50 ekor
> diletakkan di sebelah kanan dan sisanya
50 ekor lagi
> diletakkan di sebelah kiri. Akan tetapi
malangnya,
> di tengah perjalanan dia terjatuh dari
sepeda
> motornya, dan ayam-ayam yang dia bawa
langsung lepas
> dan lari berhamburan. Orang- orang
ramai berdatangan
> untuk mengetahui keadaan si Joni.
Tetapi si Joni
> malah tertawa terbahak-bahak. Seseorang
diantara
> orang-orang yang datang bertanya,
mungkin ia merasa
> khawatir karena melihat si Joni yang
tertawa-tawa
> ....
>
> Orang yang datang: "Mas, mas nggak
apa-apa kan ...?
> Kepalanya nggak
> sakit kan ?"
>
> Joni : "Ha ... ha ... ha ...
!"
>
> Orang yang datang: "Mas, kenapa
Mas?"
>
> Joni : "Ha ... ha ... ha ...,
dasar
> ayam-ayam goblok, mau
> pada kemana lu? Alamatnya kan
> ada di gue ...
> Hua ... ha ... ha ... ha
....!"
>
>
>
baca terus ya, jangan capek, lucu
soalnya.....
> > Darsono, Wardi, Sugeng dan Jono
janjian mengadakan reuni
> > di Restoran CJDW. Sambil makan,
mereka berempat
> > ber-bincang² sambil bernostalgia.
> > Setelah makan Darsono pamit
meninggalkan teman²nya sebentar
> > untuk nyanyi karaoke, "Minta
lagu apa Rek? Last Kiss tah?"
> >
> > Sambil mendengarkan Darsono
nyanyi, teman²nya melanjutkan obrolan
> > mereka. "Bagaimana anak
anakmu Geng?" tanya Wardi ke Sugeng.
> > Sugeng bercerita: "Oo, baik²
saja, anak saya kan dua.
> > Yang cewek ikut suaminya jadi
Kapolres di Medan. Sedangkan
> > yang cowok sudah jadi boss,
pabriknya dua, pabrik sepatu
> > dan pabrik mie. Tapi ya gitu...,
saya yang jadi bapaknya
> > saja ndak pernah dibelikan motor
sama sekali, eeeh... pas
> > kemarin pacarnya ulang tahun
dibelikan BMW 318i gress."
> >
> > "Lha kalau anakmu War?"
Wardi pun bercerita, "Anakku
> > tiga cowok semua, yang dua kerja
di Amerika, yang
> > bonthot sekarang sudah jadi
direktur developer rumah.
> > Tapi agak gendeng juga anak saya
yang bonthot ini.
> > Rumah bapaknya sudah doyong
dibiarkan aja, tapi waktu
> > kemarin pacarnya ulang tahun di
belikan rumah baru."
> >
> > "Kalau kabar anakmu bagaimana
Jon?" Sekarang Jono yang
> > cerita, "Anak saya empat,
cowok satu, cewek tiga.
> > Sekarang sudah pada mandiri. Yang
paling sukses ya
> > anakku yang cowok. Sekarang jadi
pialang saham.
> > Cuman ya agak nggak bener juga.
Lha... saya ini nggak
> > pernah di kasih uang sama sekali,
tapi kemarin waktu
> > pacarnya ulang tahun di kasih
deposito 100 juta."
> >
> > Setelah Jono cerita, Darsono
selesai karaoke, "Nyritain
> > apa sih Rek?". "Ini lho
Dar, pada nyritain anaknya,
> > gimana anakmu Dar?" tanya
Jono. Setelah
> > nyalain rokok, Darsono mulai
cerita:
> >
> > "Anakku cuma satu, tapi
payah. Aku ingin dia jadi ABRI,
> > eeeh malah jadi bencong. Sudah
lima tahun dia buka salon,
> > dari dulu sampek sekarang ya
teteeep aja nyalon. Tapi
> > meskipun bencong dia tetep anak
ku. Apalagi dasarnya
> > anaknya itu baik, pergaulannya
luas dan sayang sama
> > bapaknya. Setiap dapat rejeki saya
pasti diberi.
> > Kemarin pas dia ulang tahun, ada
temannya yang ngado
> > BMW 318i gress, rumah baru, dan
deposito 100 juta.
> > Dia bilang semua itu buat bapak
saja, dia
> > tetep seneng buka salon saja
katanya.
> >
> kisah seorang karyawan baru
>
> Waktu saya baru dua hari bekerja di
sebuah perusahaan asing, saya sempet
> menelpon ke bagian dapur sambil berteriak,
> "Ambilkan gue kopi...
cepaat!" ternyata jawaban dari balik telepon tidak
> kalah keras dan marahnya.
>
> "Hei bodoh... kamu salah pencet
extention? Kamu tahu dengan siapa kamu
> bicara?"
> "Tidak.. " saya menyahut
> "Saya direktur utama disini, dasar
idiot. Saya pecat kamu nanti!"
>
> Nggak kalah gertak dan kalah teriak
saya balas menjawab, "dan Bapak tahu
> siapa saya?"
> "Tidak." jawab Boss saya itu.
> "Syukurlah kalo gitu" kata
saya cuek sambil menutup telepon.
>
>MANTAN WTS & SUPIR TAXI
> > Benny seneng banget bisa ngajak Vivi kencan malam itu, padahal
pertemuan
> > mereka baru berlangsung beberapa jam. Malam itu Benny ngajak
Vivi ke
>Puncak.
> > Mereka pun melakukan "hal-hal yang diinginkan" di
sela-sela
rimbunnya
>kebun
> > teh. "Mas Benny, maaf saya lupa bilang kalau sebenarnya
saya adalah
> > perempuan nakal. Jadi apa yang kita lakukan tadi nggak gratis,
lho,
Mas.
> > Saya minta 100.000 aja," kata Vivi tersipu-sipu.
"Kamu nggak usah
merasa
> > menipu seperti itu, aku juga sebenarnya adalah
> > seorang sopir taksi. Jadi untuk ongkos Blok M - Puncak kamu
cukup
bayar
> > 150.000 aja," kata Benny kalem
>
>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar